Hello,This is me!

Faisal Ahmad

As Fashion Men Enthusiast I'am a Travelloger! Photography is my passion I'am a Software Developer

Mei 12, 2021

Perjuanganku Selama Pandemi Covid-19 Untuk Masyarakat Indonesia

Sudah setahun berlalu sejak virus Corona merebak di China yang akhirnya ke seluruh dunia di Januari 2020. Saya masih begitu ingat betapa kisuhnya China saat diberitakan di media-media internasional. Virus yang awalnya hanya menyebari di Wuhan ini membuat kekisruhan besar di China, banyak warga Wuhan yang memadati rumah sakit. Ini membuat setiap rumah sakit di sana melebihi kapasitas yang bisa mereka layani. Kurangnya jumlah alat ventilator menjadi masalah serius di negeri itu akibat merebaknya varian virus corona yang menyerang sistem pernapasan. Mayat-mayat bergelimpangan di kota Wuhan. Pada akhirnya China memutuskan untuk melakukan lockdown, namun virus sudah terlanjur menyebar ke seluruh penjuru dunia. Betapa mengerikan bukan berita tersebut? Aku membaca berita tersebut di Januari 2020 sesungguhnya sudah begitu khawatir, sehingga ada sedikit rasa khawatir ketika saya mengadakan agenda sun bath di Pantai Nampu. Di Bulan Februari media internasional semakin banyak memberitakan terkait virus tersebut, hanya saja bukan lagi menyorot China, melainkan beberapa negara lain yang sudah menunjukan kalau virus tersebut sudah sampai ke banyak negara. Amerika Serikat, Italia, Inggris, Canada, Singapura, Korea Selatan, Perancis, dan Australia menjadi beberapa negara yang sudah mendapatkan sebaran virus corona (sumber berita kompas). Badan organisasi dunia akhirnya mengumumkan ini sebagai bencana global / pandemi.

        Menteri kesehatan Indonesia saat itu merespon dengan santai penyebaran tersebut untuk menghindari kepanikan masa. Tetapi, sebaik baiknya berusaha meredam, kepanikan pasti tidak terelakan. Pada kenyataan dan faktanya virus tersbut tidak merebak di bulan Januari 2020. Tetapi merebak dari Bulan November 2019 di China, dan ketika itu belum ada pembatasan kunjungan antar lintas negara. Di bulan Februari di Indonesia sudah muncul beberapa kepanikan warga dengan mulai minimnya masker dan hand sanitizer. Dan, semua kepanikan ini mulai memuncak di Bulan Maret 2020 ketika diumumkan kasus pertama infeksi virus corona varian SARS-CoV-2. Maret sampai dengan Juni adalah masa-masa kepanikan luar biasa, bahan makanan pokok menjadi rebutan, obat-obatan multivitamin sudah banyak yang kosong, masker dan hand sanitizer malah nyaris menghilang sama sekali di pasaran, serta pembatasan kegiatan masyarakat di berbagai daerah.

        Saat itu, masker begitu langka dan sangat sulit di cari. Banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab menimbun masker-masker. Mereka dapa menjual per lembar masker seharga Rp 30.000,00 pada saat itu, padahal sebelum terjadi pandemi hanya Rp 3.000,00 per lembar. Harga naik sepuluh kali lipat hanya dalam beberapa bulan. Saat itu masyarakat hanya bisa bergantung pada masker medis, dan itu pun masyarakat harus berebut dengan tenaga kesehatan yang jauh lebih membutuhkan masker tersebut. Saat itu saya benar-benar tidak rela membayar pada para tengkulak masker yang menghilangkan rasa kemanusiaanya menimbun masker di saat pandemi meskipun saat itu benar-benar membutuhkan masker. Pada akhirnya saya bersyukur tempat saya bekerja dapat berinovasi untuk dapat membuat masker kain yang memiliki standar perlindungan yang tidak kalah dengan masker medis. Masker yang dibuat bukan sekadar masker kain biasa, melainkan sudah dilapisi lapisan anti mikrobial (mampu membunuh bakteri dan virus pada permukaan masker) serta lapisan anti droplet (tetesan cairan tidak mampu menempel pada permukaan masker). Masker ini juga memiliki tiga lapisan sehingga mencegah virus dapat masuk melewati masker. Semua kelebihan ini juga sudah tersertifikasi oleh badan kesehatan terkait baik dalam maupun luar negeri. Harga yang ditawarkan dari masker ini pun hanya Rp 5.500,00 per lembar. Sungguh jauh berbeda dengan harga para tengkulak.

        Peran saya disini adalah menciptakan sistem yang dapat membuat masyarakat membeli masker lebih gampang dan mudah serta secara sistematis. Membuat sistem selama beberapa hari bahkan hingga larut malam. Pada tanggal 05 April 2020 akhirnya sistem tersebut resmi diluncurkan. Betapa rasa lelah yang terbayar dalam beberapa hari ini, sistem ini digarap hanya oleh dua orang programmer dengan secepat mungkin diselesaikan agar segera dapat dinikmati masyarakat. Dengan sistem ini, perusahaan dapat dengan baik melayani semua pelanggan yang memesan, mulai dari pembayaran pesanan sampai dengan pengirian barang. Yah, walaupun pada saat awal-awal penjualan masker dijalankan, pihak perusahaan tidak melibatkan saya sehingga berakhir kacau dalam beberapa hal. Hasil griliya penjualan masker murah ini akhirnya membuahkan hasil untuk menyetabilkan harga masker di bulan April 2020 (selain itu keuntungan bagi perusahaan juga tentunya), headline         berita dapat dilihat di sini. Saat itu juga saya ikut membantu menjual beberapa masker kain yang saya dapatkan dengan harga yang sama seperti harga pabrik, serta menawarkannya juga kepada teman-teman tenaga kesehatan dan juga orang-orang yang terkena pembatasan kegiatan masyarakat di daerah DKI Jakarta. Setelah booming masker kain yang tempat kerjaku produksi akhirnya diikuti beberapa pabrik tekstil lain, saling berbondong-bondong membantu masyarakat beserta bertahan dari krisis ekonomi dari pandemi ini.

        Semoga ini bisa saya jadikan catatan yang dapat saya baca ketika tua nanti. Momen ketika saya berjuang membantu masyarakat dan berusaha ikut berkontribusi untuk masyarakat. Saya berharap di masa depan saya tetap bisa ikut berkontribusi untuk masyarakat dan tidak hanya memikirkan di sendiri dan urusan perut pribadi.


Kalian bisa memanggil saya Faisal. Saya adalah seorang model busana yang begitu tertarik di dunia fashion dan fotografi. Saya menyukai hari-hari saya sebagai travelloger dan berinteraksi dengan banyak orang serta mengembangkan potensi daerah. Sampai saat ini saya berusaha membuat konten blog yang dapat bermanfaat untuk masyarakat.

0 comments:

Posting Komentar

Faisal Ahmad
Direct Message
Lampung, Indonesia

SEND ME A MESSAGE

Statistik