Hello,This is me!

Faisal Ahmad

As Fashion Men Enthusiast I'am a Travelloger! Photography is my passion I'am a Software Developer

Mei 21, 2021

First Date With SARS-CoV-2

Pengalaman pertama dengan SARS-CoV-2 terjadi ketika lebaran. Jadi ketika saat itu (satu hari sebelum lebaran 2021) adikku yang entah mendapatkan penyakit ini dari mana menunjukan gejala sakit dan tidak enak badan. Pada akhirnya, orang tua ku terkena gejala penyakit yang sama. Ini membuatku khawatir, tetapi kekhawatiran ini sedikit berkurang karena aku melakukan cek swab anti gen di rumah sakit dan hasilnya adalah negatif. Sehingga, aku pikir itu hanya kelelahan, karena jika itu covid seharusnya aku juga sudah terkena penyakit tersebut. Namun, selang tiga hari setelah swab tersebut aku menunjukan gejala sakit. Aku agak sedikit sanksi, karena ketika aku di Solo aku lebih banyak bertemu orang orang dengan berjalan - jalan namun tidak pernah sakit (yah walaupun dulu ketika di Solo masih sangat rajin gym). Semua ketidakpercayaan di awal membuat saya semakin percaya dan memaksa diriku sendiri percaya setelah hasil swab pcr anti gen di tempat kerjaku menunjukan hasil positif. Akhirnya saya di karantina di mes selama sekitar dua minggu. Di hari pertama karantina saya masih belum menerima diri sendiri kalau saya terkena covid. Ini bukan tanpa alasan, karena ciri-ciri yang ditunjukan hanyalah radang tenggorokan dan panas dalam (suhu masih normal berkisar 36 derajat celcius). Bahkan penciuman dan indera perasa masih sangat normal, saya mencoba mencium bau parfum dan merasakan makanan. Namun, tidak ada gunanya juga saya tetap berkilah begini. 

        Efek yang saya rasakan selama penyakit ini adalah, badan tidak terasa enak padahal suhu tubuh normal dan radang tenggorokan. Ini membuat imun menurun, terkadang disertai pilek dan bersin ala ala penyakit influenza (hanya satu hari). Kalau saya sendiri selama di karantina makan makanan yang cukup, minum vitamin, air hangat madu & minum obat influenza seperti Dexametason (yah walaupun harus request dulu obat dan vitaminnya baru dikirimkan klinik kantor). Sisa cemilanku hanyalah biskuit regal, pada akhirnya meminta bantuan teman untuk membelikan larutan cap kaki tiga dan susu bearbrand. Alhamdulilah dapat kiriman dari pimpinan kantor berupa roti dan snack. Sumpah, ini membantu banget, karena untuk orang yang sakit begini ini belanja bakal sulit kalau gak dilakuin sendiri sedangkan tidak bisa keluar karena karantina. Setiap akan tidur (ketika sakit itu) selalu mendoakan orang orang yang membantu itu, bahkan hanya DM kata kata semangat dan tanya kabar itu sudah membantu mental buat pulih. 

        Efek penyakit ini di tubuhku menurut saya sendiri tidak terlalu parah, paling membuat badan sedikit lebih tidak bertenaga, tetapi saya tidak ingin menularkan orang lain. Jadi, saya akan keluar karantina setelah memang badan benar-benar sehat. Mungkin, efek penyakit ini pada orang yang imunnya lebih lemah akan lebih buruk. Jadi saya mencoba memastikan setidaknya di lingkungan kantor lebih steril untuk bekerja. 

        Selama lebaran saya menjalankan protkes yang cukup ketat, selalu menggunakan masker dan menjaga jarak. Bahkan saya sempat mengusulkan untuk membatasi orang yang datang ke rumah (walaupun akhirnya di tolak oleh orang tua). Bahkan, orang tuaku sendiri sudah menyadari pentingnya protkes, mereka selalu bermasker ketika berada di luar. Untuk menghindari penyakit yang datang dari di luar keluarga mungkin cukup menerapkan protkes sudah ampuh. Tetapi, saat anda memiliki anggota keluarga yang sudah terkena dan orang tersebut tidak bisa diatur, di sana lah masalah ini bermula. 






Kalian bisa memanggil saya Faisal. Saya adalah seorang model busana yang begitu tertarik di dunia fashion dan fotografi. Saya menyukai hari-hari saya sebagai travelloger dan berinteraksi dengan banyak orang serta mengembangkan potensi daerah. Sampai saat ini saya berusaha membuat konten blog yang dapat bermanfaat untuk masyarakat.

0 comments:

Posting Komentar

Faisal Ahmad
Direct Message
Lampung, Indonesia

SEND ME A MESSAGE

Statistik