Hati Yang Berat Meninggalkan Kota Solo
- 21.57
- by
- Faisal Ahmad
Tepat pada tanggal 02 Februari 2021 aku akhirnya memutuskan untuk pergi dari Jawa Tengah, dan memilih keputusan "Return to Base" alias kembali ke ke kampung halaman di Sumatera. Sudah tujuh tahun di Kota Surakarta dari Juli 2013 sampai dengan Januari 2021. Dimulai dari berkuliah sampai dengan bekerja di sana. Kota yang penuh dengan kenangan. Sempat mengalami momen hidup luntang lantung dengan uang terbatas serta makan di rapel sampai dengan momen berkecukupan gaya hidup Solo dengan gaji standar Jakarta. Di kota ini juga benar-benar merasakan sulitnya kehidupan, kemandirian, sampai dengan loyalitas yang berbuah hasil.
FLASHBACK:
Mengingat momen momen indah selama di kampus dan organisasi. Bisa belajar berinteraksi dengan orang yang baru dan memiliki pikiran yang berbeda. Selama di kampus benar-benar benrsyukur mendapatkan lingkungan yang baik dan tidak memiliki budaya bullying. Sangat bersyukur selama di kota ini aku bisa menyelesaikan perkuliahan dalam waktu empat tahun, walaupun sebenarnya saya dapat lulus 3.5 tahun karena saya termasuk yang tidak wajib mengerjakan skripsi (dikarenakan sudah memiliki jurnal internasional terindeks scopus di saat semester lima). Saya memilih mengambil skrpisi supaya bisa mendapatkan tambahan referensi untuk Curriculum Vitae, dan hampir semuanya didanai oleh Bapak Dosen. Alhamdulilah dan dengan semua rasa syukur yang ada, Allah selalu menolong, berkuliah bisa didanai dengan beasiswa dan bahkan sampai harus menolak beasiswa yang datang (karena sudah dapat beasiswa yang cukup).
Saat lulus sempat mendapatkan tawaran kerja dengan gaji sebesar satu juta rupiah, bahkan nilai itu jauh dari UMR Kabupaten Sukoharjo saat itu yang sebesar 1,8Jt. Momen itu membuat mata saya terbelalak, "negara dengan susah susah membiayai kuliah hingga berjuta juta rupiah, dan mendapatkan pekerjaan yang bahkan nilai pendapatannya jauh di bawah buruh pabrik". Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi buruh pabrik saja untuk mendapatkan surat pengalaman pekerjaan. Setelah tiga tahun berlalu yang awalnya take homepay hanya berkisar 2jt Rupiah, kini 2021 sudah menyentuh dua digit. Yah, sesuatu yang menurutku perlu disyukuri.
---------------
Pada akhirnya, kenapa saya harus meinggalkan Kota Solo? Ini merupakan pertanyaan yang harusnya saya jawab lebih dahulu. Karena, "Saya masih muda dan perlu banyak pengalaman, saya tidak boleh mejadi katak dalam tempurung dan terjebak dalam zona nyaman". Karena saya tahu saya akan pergi, selama masa-masa sebelum kepergian / resign saya berusaha menikmati tahun tahun akhir di Solo (2020).
Kalau dulu waktu masih di solo sering banget ngomong, "nikmatin nikmatin jalan jalan saat ini, di masa depan mungkin gak akan bisa sebebas ini dan bakan kangen dengan semua ini, tapi namanya hidup harus tetap dijalanin meskipun berat"
— Faisal Ahmad (@faissal_ahmad) April 17, 2021
Tetapi memang Solo pantas disebut kota layak hidup, begitu nyaman, Rindu Solo.
0 comments:
Posting Komentar