Rawa Pening Yang Membuatku Pening
- 08.17
- by
- Faisal Ahmad
Cerita berawal ketika saya di November 2020 memutuskan untuk berwisata ke Rawa Pening. Sebenarnya sedikit ragu ke tempat ini, apalagi di saat musim hujan seperti ini. Saat itu yang saya sambangi adalah wilayah radesa, salah satu kampung di pinggir Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Dari salah satu feed traveller yang pernah saya lihat, di sana ada wisata berupa rangkaian bambu berbentuk menara eiffel dan juga sebuah balon perahu karet berbentuk unicorn dan hanya perlu bayar Rp 10.000 ditambah uang parkir sebesar Rp 2.000. Harga yang menurutku cukup murah dan tidak terlalu jauh dari Surakarta.
Perjalanan dari Surakarta berjalan sangat lancar dan aman, melalui jalan lintas Solo-Salatiga yang relatif baik dan saat itu tidak terlalu ramai. Awan terlihat mendung, saya tidak kaget melihat awan mendung ini karena wilayah Salatiga sangat sering mendung dan hujan, dikarenakan berada di kaki Gunung Merbabu. Sesampai di lokasi, saya harus memasukin jalan yang cukup kecil dan terkadang harus bertanya pada warga karena minimnya papan penunjuk arah yang jelas. Sedari awal saya tidak begitu tertarik dengan menara eiffel tersebut. Saya lebih tertarik dengan perahu karet berbentuk unicorn tersebut. Sebenarnya perahu itu biasa ada di kolam renang, jadi saya mau merasakan kalau di pakai di danau yang begitu luas mungkin pengalaman yang baru. Sayangnya, semua perahu ban tersebut tidak bisa saya pakai ketika saya datang, sedangkan sebelum saya datang sudah bertanya ke pada admin di tempat wisata tersebut apakah saya bisa memakai perahu karet itu.
Apalah daya, nasi sudah menjadi bubur dan terpaksa berfoto di tempat yang menurut saya "tempat wisata yang dipaksakan". Menurut saya, Rawa Pening cukup menarik, udara yang dingin dan air yang tenang bisa jadi pariwisata yang bersaing dengan telaga madirda di Karanganyar dan telaga sarangan di Magetan. "Ntah lah", begitu ucapku ketika terpaksa berfoto dengan tumpukan bambu berbentuk menara. Namun, saya justru sangat tertarik dengan kehidupan nelayan sekitar yang membawa sampan di danau, saya berpikir, andai hal seperti itu saja yang dijadikan wisata di tempat ini. Berharap kedepannya objek wisata di Rawa Pening bisa lebih natural dan apa adanya. Saya rasa menikmati Rawa Pening dengan kesederhanaanya cukup berkesan ketimbang dipasangi bangunan tidak jelas yang malah membuat pusing.
0 comments:
Posting Komentar